headerpost

Tuesday, February 14, 2023

Ternyata! Mandi Wajib Gak Cuma Asal Keramas!

Ternyata! Mandi Wajib Gak Cuma Asal Keramas! - Solidmedia.my.id. Pengantin baru yang muslim harus tahu dengan hal hal yang mengharuskan untuk melakukan mandi wajib atau mandi janabat. Bahkan bagi pengantin lama pun, juga perlu mengetahui tentang kondisi dimana kita harus mandi wajib ini. Karena jangan dianggap setelah "berbuat", maka tidak ada kewajiban yang harus dilakukan. Buat yang masih bujang pun juga termasuk, ternyata juga ada kondisi tertentu yang mewajibkan kita melakukan mandi janabat ini. Tetapi kembali lagi ke diri pribadi masing-masing, apakah kita mau belajar lebih baik lagi dalam beraga atau tidak, itu keputusan masing-masing pribadi. 

Sekedar info, minol dulu taunya tata cara mandi wajib itu ya mandi seperti biasa, yang penting keramas! Ternyata oh ternyata ada beberapa hadits nabi yang telah memberitahukan kita tata caranya, jadi tidak hanya sekedar mandi saja! Bahkan bagi wanita pun juga harus melaksanakan mandi wajib pada kondisi tertentu.

Berikut adalah beberapa kondisi yang mengharuskan kita untuk melakukan kewajiban ini, berdasarkan hadits nabi.



a. Sehabis bersetubuh, baik keluar mani maupun tidak.

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا اْلاَرْبَعِ ثُمَّ جَهَدَهَا فَقَدْ وَجَبَ عَلَيْهِ اْلغُسْلُ . احمد و البخارى و مسلم. و لمسلم و احمد: وَ اِنْ لَمْ يُنْزِلْ. فى نيل الاوطار 1:259

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau bersabda, “Apabila (seorang diantara kamu) duduk antara anggota badan wanita yang empat (dua kaki dan dua tangannya) kemudian mereka menyetubuhinya, maka sungguh telah wajib mandi atasnya”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim] Dan dalam riwayat Muslim dan Ahmad, ada tambahan, “Meskipun ia tidak keluar mani”. Dalam Nailul Authar juz 1, hal. 259.


عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا قَعَدَ بَيْنَ شُعَبِهَا اْلاَرْبَعِ ثُمَّ مَسَّ اْلخِتَانُ اْلخِتَانَ فَقَدْ وَجَبَ اْلغُسْلُ. احمد و مسلم و الترمذى و صححه و لفظه. اِذَا جَاوَزَ اْلخِتَانُ اْلخِتَانَ وَجَبَ اْلغُسْلُ. نيل الاوطار 1:260

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila (seseorang diantara kamu) duduk antara anggota badan wanita yang empat (dua kaki dan dua tangannya), kemudian khitan menyentuh khitan, maka sungguh telah wajib mandi”. [HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi, dan Tirmidzi menshahihkannya] Adapun lafadh Tirmidzi : “Apabila khitan melewati khitan, maka wajib mandi”.[HR. Tirmidzi I : 73] (Dlam.Nailul Authar I : 260)


عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ ص قَالَتْ: اِنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ اَهْلَهُ يُكْسِلُ. هَلْ عَلَيْهِمَا اْلغُسْلُ؟ وَ عَائِشَةُ جَالِسَةٌ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنِّى َلاَ اَفْعَلُ ذلِكَ اَنَا وَهذِهِ. ثُمَّ نَغْتَسِلُ. مسلم: 1:272

Dari ‘Aisyah RA istri Nabi SAW, ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang orang laki-laki yang mengumpuli istrinya, tetapi ia tidak keluar mani. Apakah keduanya wajib mandi ?. Pada waktu itu ‘Aisyah sedang duduk (di dekat Nabi SAW). Maka Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku pernah melakukannya yang demikian itu, aku dengan istriku ini, kemudian kami mandi”. [Muslim I : 272]


b. Mengeluarkan mani sebab mimpi dan lain-lain

عَنْ عَلِيًّ رض قَالَ: كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ ص فَقَالَ: فِى اْلمَذِيِّ اْلوُضُوْءُ وَ فِى اْلمَنِيِّ اْلغُسْلُ. احمد و الترمذى و ابن ماجه

Dari Ali RA, ia berkata : Aku adalah seorang laki-laki yang banyak mengeluarkan madzi. Maka aku bertanya kepada Nabi SAW tentang hal itu. Nabi SAW menjawab, “Madzi hanya mewajibkan wudlu, dan (keluar) mani mewajibkan mandi”. [HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah]


عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيْمٍ اَنَّهَا سَأَلَتِ النَّبِيَّ ص عَنِ اْلمَرْأَةِ تَرَى فِى مَنَامِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ، فَقَالَ: لَيْسَ عَلَيْهَا غُسْلٌ حَتَّى تُنْزِلَ كَمَا اَنَّ الرَّجُلَ لَيْسَ عَلَيْهِ غُسْلٌ حَتَّى يُنْزِلَ. احمد فى نيل الاوطار 1:262

Dari Khaulah binti Hakim, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang wanita yang bermimpi sebagaimana orang laki-laki bermimpi, maka jawab Nabi SAW, “Wanita itu tidak wajib mandi sehingga ia keluar mani, sebagaimana laki-laki juga tidak wajib mandi sehingga ia keluar mani”. [HR. Ahmad, di dalam Nailul Authar I : 262]


عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيْمٍ قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلمَرْأَةِ تَحْتَلِمُ فِى مَنَامِهَا، فَقَالَ: اِذَا رَأَتِ اْلمَاءَ فَلْتَغْتَسِلْ. النسائى

Dari Khaulah binti Hakim, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang wanita yang bermimpi dalam tidurnya, maka jawab Rasulullah SAW, “Apabila wanita itu melihat air (mani) hendaklah ia mandi”. [HR. Nasai I : 115]


عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ الرَّجُلِ يَجِدُ اْلبَلَلَ وَ لاَ يَذْكُرُ احْتِلاَمًا، فَقَالَ: يَغْتَسِلُ. وَ عَنِ الرَّجُلِ يَرَى اَنْ قَدِ احْتَلَمَ وَ لاَ يَجِدُ اْلبَلَلَ، فَقَالَ: لاَ غُسْلَ عَلَيْهِ. فَقَالَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ: آلْمَرْأَةُ تَرَى ذلِكَ عَلَيْهَا اْلغُسْلُ؟ قَالَ: نَعَمْ. اِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ. الخمسة الا النسائى، فى نيل الاوطار 1:263

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah ditanya tentang orang laki-laki yang mendapati basah (keluar mani) tetapi ia tidak ingat bahwa ia bermimpi, maka jawab Rasulullah SAW, “(Orang itu wajib) mandi”. Dan Rasulullah SAW pernah ditanya tentang orang laki-laki yang bermimpi tetapi tidak mendapati basahan mani, maka jawab Rasulullah SAW, “Tidak wajib mandi atasnya”. Kemudian Ummu Sulaim bertanya (kepada Rasulullah SAW), “Orang wanita kalau mimpi yang demikian itu apakah juga wajib mandi ?”. Jawab Rasulullah SAW, “Ya, hanyasanya wanita itu saudaranya laki-laki”. [HR. Khamsah, kecuali Nasai, dalam Nailul Authar I : 263]


عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: جَاءَتْ اُمُّ سُلَيْمٍ اِلَى النَّبِيِّ ص فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِى مِنَ اْلحَقِّ، فَهَلْ عَلَى اْلمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ اِذَا احْتَلَمَتْ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: نَعَمْ اِذَا رَأَتِ اْلمَاءَ. فَقَالَتْ اُمُّ سَلَمَةَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ تَحْتَلِمُ اْلمَرْأَةُ؟ فَقَالَ: تَرِبَتْ يَدَاكِ، فَبِمَ يُشَبِّهُهَا وَلَدُهَا؟ مسلم 1:251

Dari Ummu Salamah, ia berkata : Ummu Sulaim pernah datang kepada Nabi SAW. (Ummu Sulaim) berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu menerangkan kebenaran. Apakah wanita wajib mandi apabila ia mimpi basah ?”. Maka jawab Rasulullah SAW, “Ya, apabila ia melihat air (mani)”. Ummu Salamah bertanya, “Apakah wanita juga bermimpi (keluar mani) ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Berdebu  kedua tanganmu, (kalau tidak mengelurakan mani) dengan apa anaknya itu menyerupainya ?”. [HR. Muslim I : 251]


c. Wanita setelah selesai haidl dan hendak shalat

عَنْ عَائِشَةَ رض اَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ اَبِى حُبَيْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ فَسَأَلَتِ النَّبِيَّ ص فَقَالَ: ذلِكَ عِرْقٌ وَ لَيْسَتْ بِاْلحَيْضَةِ. فَاِذَا اَقْبَلَتِ اْلحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ، فَاِذَا اَدْبَرَتْ فَاغْسِلِى وَ صَلِّى. البخارى

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata : Sesungguhnya Fathimah binti Abu Hubaisy menderita istihadhah, lalu ia bertanya kepada Nabi SAW. Maka Nabi SAW bersabda, “Yang demikian itu adalah (gangguan) urat, bukan darah haidl. Karena itu apabila datang haidl, tinggalkanlah shalat dan apabila sudah selesai (haidl itu), mandilah dan shalatlah”. [HR. Bukhari, Nailul Authar I : 265]


d. Wanita sehabis nifas

عَنْ اُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: كَانَ النُّفَسَاءُ تَقْعُدُ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ ص بَعْدَ نِفَاسِهَا اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا. الخمسة الا النسائى و اللفظ لابى داود

Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Wanita-wanita yang nifas pada zaman Nabi SAW tidak shalat setelah melahrikan selama empat puluh hari”. [HR. Khamsah, kecuali Nasai dan lafadh itu bagi Abu Dawud]


قَالَ النَّبِيُّ ص: تَنْتَظِرُ النُّفَسَاءُ اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا اِلاَّ اَنْ تَرَى الطُّهْرَ قَبْلَ ذلِكَ فَاِنْ بَلَغَتْ اَرْبَعِيْنَ يَوْمًا وَ لَمْ تَرَ الطُّهْرَ فَلْتَغْتَسِلْ. ابن عدى

Nabi SAW bersabda, “Wanita yang nifas itu perlu menunggu empat puluh hari, kecuali kalau ia bersih sebelumnya. Maka jika sudah empat puluh hari, tetapi belum juga berhenti, hendaklah ia mandi”. [HR. Ibnu ‘Adi]

Minol tekanin ya sob, kebenaran mutlak ada pada Allah SWT, jadi kalau ada perbedaan pelaksanaan mandi junub / janabat / mandi wajib, jangan dijadikan sumber perpecahan. Jalankan aja yang terbaik menurut pendapat pribadi masing-masing. Wallahualam bissawab.

Back to Top

Cari Artikel